" Mana ada impian sementara. Kalau hanya sementara, namanya keinginan. Keinginan berubah seiring waktu dan keadaan. Tapi, impian berbeda. Tak peduli berapa lama waktu berlalu, tak peduli apa yang kau hadapi, impian itu tetap ada." - 164
" Bagiku sunrise lebih baik. Saat matahari terbit. Setiap fajar baru adalah harapan baru. Aku tak peduli hari kemarin atau bagaimana nanti. Aku melakukan yang terbaik untuk saat ini. Sekarang. Tak peduli apakah aku bisa melihat sunset ku yang indah atau mendung. Jika aku menikmati setiap kesempatan yang datang kepadaku, apapun hasilnya aku takkan menyesal " - 170
SINOPSIS :
Tak pernah aku bermimpi akan bertemu dengan mu, dengan cara seperti ini. Bagiku, dirimu bukanlah sosok yang kuharapkan untuk datang. Menghampiri, lalu menawariku sejuta harapan, mengajakku tidak bosan tertawa, dan setia menjadi sandaran sedu sedan tangisku.
Tetapi, di ujung sana, sosok yang sempurna menungguku dengan sabar. Menantiku merengkuhnya dengan beribu rasa rindu, memohonku dengan tulus untuk membuka pintu, dan menghara sapaan 'sayang' kembali terucap dari bibirku.
Hatiku tak kuasa memilih, haruskah aku melupakanmu. Sekalipun kau mampu menyunggingkan senyum di wajahku, sekalipun kau yang menghapus air mata dari kedua pipiku, dan sekalipun kau yang mampu mewarnai hidupku.
Walau sejujurnya aku, seorang Indah, tidak ingin melepaskan sosok Satria dan Kevin. Egois memang. Meskipun kenyataan berkata bahwa untuk meraih sunset yang sempurna, kita harus memilih dan memutuskan.
Apabila kalian pecinta novel, sangat disarankan untuk membaca novel ini. Walaupun sinopsisnya agak membingungkan dan mungkin membosankan karena menggunakan bahasa puitis, tapi setelah membaca novel ini kalian akan mengerti. Banyak hal yang dapat dipetik untuk dijadikan pembelajaran dalam hidup kita :)
Sebenernya banyak sekali pertanyaan di benakku yang belum dijawab di dalam kisah ini. Andai saja novel ini dibuat series pasti akan lebih keren. ^^
Happy reading--